MAWAR,,,,
Oleh : Faozah Nurlaela
Untuk setangkai bunga mawar terindah yang pernah singgah dan bersemayam di hati. . . .
Hanya untuk kau seorang. . . .
Mawarku.  . . . ku yakin kau tau betapa besar cintaku bersemayam jauh di lubuk  hatiku hanya untukmu, cintaku begitu dalam, sedalam ruh yang bersembunyi  dalam jasadnya, tak kasap oleh mata.
Mawarku.  . . . tulusnya cintaku bagaikan sungai nil yang terus mengalir mengairi  bentangan tanah tandus di padang pasir, namun. . . .
Biarkan  cintaku pergi terhembus angin lautan dan membawa bayang semu mu. . . .  cukupkan cintamu hanya untuknya, sang pemilik cinta kasih dalam hidup  duniamu. . . .
Biarkan  cintaku bersembunyi dalam derasnya ombak yang bergelombang. . . .  terhempas dan terjatuh. . . . jadilah mawar paling terindah dalam  duniamu kini. . . .
Fadil,,
***
Semuanya  seakan tak perdulikan ku, melepasku begitu saja. . . . dan kaupun  seakan tak mengerti tentang semua rasa yang bergejolak dalam dada,  seakan ukiran tanganmu menghempaskan ku sehancur-hancurnya. . . .  cintaku mulai pupus rapuh tak berdaya. . . . tak adakah satu pijakan  mencoba tuk menyanggah ketakberdayaanku kini. . . .?? kau sirna,  melepaskanku begitu saja. . . . 
Tuhan.  . . . kini hatiku bimbang terombang-ambing. . . . cukupkan semua takdir  hanya kepada-Mu. . . . jika ia adalah yang terbaik bagiku kini dan  nanti, jangan biarkan hati ini merasa hancur sehancur-hancurnya. . . . 
Tuhan  tunjuklah satu bintang di malam ini, buat aku tersenyum walau sesaat,  yakinkan hati ini dengan segala curahan kasih-Mu, biarkan tangis ini  menjadi sebuah saksi bahwa esok aku dapat tersenyum kembali bersama  bintang pijar yang baru. . . .
“mawar.  . . . !!! ini gaun-gaun besok yang harus kamu pakai!! Cepatlah tidur. .  . .!! karena Ibu tidak ingin melihat kamu sakit di hari paling  bersejarah untukmu nanti . . . . cepatlah tidur sayang. . . .!!”  putusnya dan mengecup hangat keningku.
“iyya Ibu. . . .!!” ku ukir senyum dalam perihku, melepas bayangnya dari ambang pintu.
 Indahnya senyum terekam jelas dari wajah kebahagiannya, membuatku semakin rapuh jika harus mengecewakannya. . . .
Tuhan. . . . biarkan hati ini sakit, jika senyum surga dapat ku ukir pada bibir manisnya untuk kini dan nanti. . . .
***
“mawar sayang. . . . cepat nak. . . . akad akan segera dimulai!!!” jemput ibuku dari ambang pintu.
“ayo  nak. . . . mari sayang kita turun!!!” hangat tangannya merengkuh  tubuhku dalam balutan indah, mendamparkanku dalam kegalauan batin.
“ayo. . . . duduk mawar. . . . tunggu apa lagi?!” pecahnya dalam keheninganku.
“apakah  sudah siap semuanya. . .?! baiklah kita mulai saja akadnya. . . .  bismillahirrohmanirrohim. . . . saya nikahkan ROMI WIJAYA. . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . .!!!!!!”
“Sahh. . . .??!” singkat kalimat akhirpun terucap.
“saaahhhh. . . .!!!!!” deru suara yang menyeruak menimpali.
Kecupnya hangat di keningku. . . . semoga Tuhan, memberi yang terbaik sampai nanti. . . .
***
Malam  ini seakan asing bagiku, sosoknya begitu mengganjal dalam hidupku. . . .  Tuhan. . . . maafkan aku, bukan maksud mulut ini tak ingin berkata,  namun sungguh sulit hati ini tuk mencoba. . . . semoga dirinya dapat  mengerti.
“mawar. . . .!!!” katanya lembut mengejutkan hatiku, menatapku padam. . . .
“istirahatlah. . . .!! jangan sampai rasa lelah membuatmu sakit esok. . . .!!” sambungnya dan berlalu dari hadapanku.
Akupun menatapnya dalam hening, yang berlalu begitu saja. Biarkan kali ini hati ini berontak, tanpa harus selalu menuruti. . . .
Malam semakin pekat, namun tidurku tak dapat larut dalam buaian mimpi, sosoknya masih menghantui fikiranku .
Tuhan.  . . . adakah yang ku cinta kini memikirkan aku??! Keluhku dalam resah. .  . . ku buka mataku dalam pejaman tidur, mendengar reotan suara pintu  seakan mengusik kenyamananku. . . . sosoknya tenang memasuki.
“belum tidur. . . .??!” katanya lagi dengan lembut.
“belum . .!” jawabku singkat.
“kenapa. . . ?!” suatu pertanyaan bodoh, yang ku fikir tak perlu tuk ku jawab, akupun hanya diam menatap sosoknya menghampiri.
“mau dengerin cerita. . .?!” satu kata lagi yang keluar dari mulutnya, seakan mengejek ku.
“bukan.  . .!! bukan, maksudnya aku punya cerita seru, siapa tahu kamu ingin  mendengarnya. . . . !!” katanya seakan dapat membaca raut kekesalanku
Malam  semakin pekat. . . . angin semakin menusuk. . . . hening semakin sendu.  . . . suaranya satu terdengar lembut, mendayu mengukir mimpi dalam  lelap tidurku. . . .
***
“Romi.  . . . dimana istrimu nak??!” suara itu tiba-tiba mengusikku dari lelap  tidurku, akupun terperanjak bangun dari tidurku, ku buka pintu kamarku,  tercengang di ambang pintu. . . . melihat sosoknya tenang menghidangkan  beberapa makanan di atas meja bersama Ibuku.
“masih tidur Bu. . . . mungkin ia lelah. . . .!!” jawabnya menatap Ibuku lembut.
“ooh. . . . kamu tidak pergi dinas hari ini Rom. . .?!”
“enggak Bu kan masih cuti. . . mungkin dua atau tiga hari lagi aku langsung dinas keluar kota.” Jelasnya.
“looohhh. . . .!! terus Mawar hendak kau ajak??!” spontan Ibuku dengan raut wajah yang nampak kaget.
“kalau  Romi sih terserah Mawar saja, kalau Mawar mau ya nanti Romi ajak, kalau  enggak juga Romi gak maksa, kan disini masih ada Ibu yang bisa temenin Mawar  nanti.” Katanya seakan luluhkan hati ini.
“Ibuu. . . .!!” akupun berdiri di hadapan mereka, seakan mengacaukan pembicaraan.
“Mawar. . . .!!  kamu  itu bagaimana sih?! Bukannya bangun lebih awal, hormati suamimu. . .  .!!” deretan kata menyerbuku pagi ini, akupun merengutkan keningku  kesal. . . .
“sudah  lah Bu. . . . mungkin Mawar masih lelah, dan belum terbiasa, aku bisa  ngerti kok Bu. . . .!!” katanya lagi seakan goyahkan hati ini.
“yah  sudah, besok kamu harus berubah Mawar. . . . belajar agar terbiasa. . .  . hormati suamimu. . . .!!” ucapnya lagi nampak menasehati dengan  kekesalannya.
“Mawaar.  . . . mandilah dulu kau sayang, biar aku dan Ibu yang menyiapkan  hidangannya, lagi pula sebantar lagi selesai kok. . . .!!”
Sayang.  . . . akupun menatapnya aneh, seakan ingin ku keluarkan kata-kata itu  dari kedua telingaku, ku tinggalkan bayangnya tanpa ragu, menepis  sedikit rasa kesal  yang menghampiri.
***
Bayangnya  seakan tak pernah padam menghampiri sepiku, menghamparkan berjuta  kenangan yang tak dapat terobati lagi, menggores luka dalam hati. . . .  namun tak bisa ku pungkiri, sosok baru seakan memaksa menerobos ruang  hatiku saat ini. . . . di saat hati ini rapuh dan kehilangan . . . .
“ehhem . . . .!! sendirian saja neng. . . . !!!”sosoknyapun menghancurkan lamunanku sesaat.
“nih aku buatkan teh hangat. . . .!!” tawarnya yang menyodorkan secangkir teh kecil dari hadapanku.
“kenapa. . . .??!” tanya tanpa ragu.
“maaf. . . . aku lagi malas ngomong!!!” jawabku mengelak untuk berkata.
“ouuuwhh.  . . . . yah sudah, diminum yah tehnya. . . .!!!” tangannya hangat  mengelus lembut rambutku, dan berlalu dengan hati yang nampak pilu . . .  . sungguh dapat ku rasakan itu, tuk kesekian kalinya, (maafkan aku. . .  .) desah ku lirih dalam hati.
***
Kini  malam begitu kelam dinginnya begitu menusuk, ku tatap wajahnya dalam  hening. . . . yang kini terbaring pilu disampingku. Sungguh begitu  dewasa. . . . menyikapi sagala tingkah yang ku perbuat terhadapnya,  namun. . . . mengapa harus seperti itu. . . .?! membuat hati ini semakin  luluh dan tersentuh. . . . hingga bingung menyikapi hidup, mengapa kau  harus pilih aku. . . .?! wanita yang tak pernah memberi berjuta cinta di  hidupmu, hanya terus melukai . . . . tangisku pecah dalam sunyi,  membasahi wajah ini, menatapnya penuh hilaf dan salah. . . . hangat ku  sentuh wajahnya sepi dalam tidurnya . . . . (maafkan aku . . . . ) lirih  kataku dalam hati.
Tuhan.  . . . ajari aku untuk mencintainya . . . . ajari aku untuk  menghargainya. . . . jangan biarkan hati ini merasa angkuh untuk bisa  mencintainya. . . . izinkan aku tuk bawakan surga cinta terindah  untuknya kini dan nanti.
***
“Mawar sayang. . . .!!!” lembut tangannya membelai rambutku, ku buka pejaman mataku seketika.
“lekaslah kau mandi, aku sudah siapkan sarapan untuk kita. . . . aku tunggu yah!!” senyumnya lepas meninggalkanku.
Tuhan. . . . hingga hari ini pun aku belum bisa melakukan yang terbaik. . . . maafkan aku Tuhan. . . .
Akupun  segera menghampirinya dalam duduk, sedetik setelah aku mandi. Ku  hampiri sosoknya tanpa ragu, yang nampak pekat menatapku hangat.
“emmm’. . . . maaf. . . .!!” kataku tertahan.
“uussst. . . . kita makan yuk!!!”potongnya, tak mempersalahkan keadaan, membuatku semakin bersalah.
 Ku  tatap wajahnya yang begitu tenang teduhkan hati ini. . . . Tuhan,  apakah kini aku mulai menyadari, begitu tulusnya cinta yang ia miliki,  tanpa ada sedikitpun paksaan dan kepentingan.
“Mawar. . . . !!” katanya mengejutkan fikiranku, Ku tatap wajahnya tuk sampaikan isyaratku.
“aku.  . . . aku akan pergi untuk beberapa hari menjalani tugas dinasku di  Kalimantan, aku harap kau baik-baik disini, Ibu akan menemanimu untuk  beberapa hari. . . . baik-baik sayang. . . . aku mencintaimu. . . .!!”  sambungnya menatapku hangat, tanpa ada sepatah dua patah kata ajakan  bersarang dari mulutnya, ku tatap sosoknya padam, dan berharap kata itu  terlontar.
“aku pergi. . . .!!” katanya yang beranjak dari hadapanku, tanpa ada sedikit kata yang ku harap terlontar dari mulutnya.
“Rom.  . . .!!” akupun memanggilnya lirih,menghampiri bayangnya di ambang  pintu, padam ia pun menatapku kosong dalam keanehan. Ku kecup keningnya  hangat tanpa ragu, melepas kepergiaannya.
“hati-hati. . . .!!” kataku lirih.
Senyum syahdu terukir indah dari bibir manisnnya, mengantarkan bayangnya  yang lenyap dari hadapan mata.
***
Sepiku  tak berujung. . . . menelan kisah yang sudah-sudah. . . . harus berapa  lama lagi aku menunggu, diatas rindu yang menggebu-gebu. . . . merasakan  akan arti hadirnya yang lalu-lalu, begitu sulit untuk mempersalahkan  keadaan, karena hati terkadang sulit untuk di mengerti. Namun, rasa cinta  ini datang begitu saja, menggebu-gebu dalam dada. . . . sedang apakah  ia di sana??! Rasa khawatirpun datang menyelimuti. . . . rasa takut  kehilangan. . . . 
Tuhan. . . . tolong jaga rasa ini untuknya. . . . hanya untuknya.
“Mawar.  . . . sedang apa kau nak?! Tak baik terus melamun seperti itu!! Kenapa  kau sayang. . . .?!” Ibupun datang menghampiri, seakan slalu  memperhatikan tingkah anehku akhir-akhir ini.
“Mawar.  . . . Mawar kangen bu sama mas Romi. . . .!!” kataku tertahan, menahan  gejolak jiwa, namun dekapnya hangat merengkuh tubuhku.
“kapan mas Romi pulang yah Bu. . . .?!” sedikit tanyaku lucu, mengukir senyum mungil Ibuku.
“mengapa  kamu aneh toh nduk. . . .?! coba saja telpon, lalu tanya kapan Romi  pulang!!” katanya menatapku dengan senyum yang masih membekas indah.
“emm’. . . . Mawar malu Bu. . . . Mawar gengsi. . . .!!!” jawabku lugu menerawang sepi.
“kenapa juga mas Romi gak telpon Mawar?! Mas Romi lupa yah Bu sama Mawar?!” tanyaku lugu dengan rasa kekhawatiran.
“loohh.  . . . kok gitu si nduk ngomongnya. . . . .!!!” iapun segera menekan  hitungan angka di hand phonenya yang kemudian menyodorkannya kepadaku.
“yah  hallo. . . . ibu. . . . gimana kabarnya bu. .?! maaf Romi belum sempet  kasih kabar sama ibu, gimana kabarnya bu. . . .?!” akupun terpaku sepi,  terdengar suaranya hangat mendayu dalam kalbu. . . .
“hallo ibu. . . . hallo. . . .??!” katanya lagi menuggu jawaban.
“hallo. . . .!” kataku tertahan sepi.
“ma. . Mawar. . . .!!!!” terdengar suaranya syahdu bahagia dari balik hand phone ku, terbata-bata. . . .
“gimana kabarnya mas Romi. . . .??!!!!!” kataku menahan segala rasa yang bergejolak
“baik. . . . syukur aku baik-baik saja. . . .!!” jawabnya tanpa sedikit tanya tentangku
“gimana ibu. . . .???!” katanya dari sebrang seakan acuhkan ku. . . .
“looohhh. . . . kok ibu. . . .????! akunya enggak. . . . !!!!!!” kesalpun tersirat dalam hatiku.
“ehh.  . . . iyya lupa. . . . kan maksudnya, gimana dengan kabarnya bu Mawar. .  . .??! hhehehhe. . . .!!” suaranya seakan teduhkan hati ini, tawanya  lepas hiasi batin.
“eu. .euuhhh. . . . kok gituuu. . . .??!!” suaraku kesal.
“looohh. . . . kok gitu gimana. . . .????!!!” suaranya terdengar panik.
“hhe. Iyyah. . . . kan aku ibu ROMI WIJAYA, sekarang. . . . . hhahaha!!!” jawabku nyeleneh.
“ouuwh gitu yah. . . .??!” singkat pertanyaannya terdengar, namun mengesalkan batin.
“iihhhhh. . kok gituu. . . .???! hheuhhhh.!!!” Kata ku tertahan.
“hhehehheh. . . . kenapa. . . .??! kangen yah????!!!” tanyanya mengalihkan pembicaraan.
Akupun terdiam sepi tak ada jawaban. . . .
“halloo. . . .????!!! ibu ROMI WIJAYA. . . . .!!” Sambungnya, mengukir senyum di bibirku. 
Candapun tertuang hangat, seakan mengobati rasa rindu yang menggebu-gebu . . . . hangatkan sebuah suasana kalbu.
“kapan mas Romi pulang. . . .??!” tanyaku menuju inti pembicaraan.
“belum tau, ini juga sedang diusahakan. . . .!!” jawabnya membingungkan.
“ouuwhh. . . .!!” jawabku putus dalam asa.
“kenapa. . . .???!  kangenkaaannnn.  . . . .!! hayyo ngaku. . . . .???! hhahhahahahh. . . .!!” tawanya lepas  seakan menutupi rasa malu, namun sesaat hening tak ada suara. . . . . .  . . NNGGEEEEKKKK. . . . .BBRRRAAAAAKKKKKKK. . . . . .  .!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! tuut. . . . tuut. . . . tuut . . .  .tuut. . . . tuut. . . .tuut. . . . .!!
Tanyaku sepi dalam pilu kekhawatiran batin. . . . .
“hallo. . . .halloo. . . . hallooo. . . . mas Romiii. . . . . . . . . .!!!!” tak ada jawaban yang dapat ku dengar.
***
Sore  ini nampak kelam, sekelam hati ini yang semakin galau tak menentu. . . .  selang waktu yang terus berputar, berita duka mengantarkan luka  dihatiku. . . . setelah tawa merekah indah dari mulutnya. . . . setelah  rindu seakan musnah oleh candanya. . . . ku tatap wajahnya pilu tak ada  jawaban, kuraih tangannya lemah tak berdaya, terselip dihati. . . .  apakah semua ini salahku. . . .????!!
Salahku  seakan menghantui. . . . pojokkan ku semakin dalam. . . . ku genggam  tangannya tanpa henti, tak ingin sedetik saja terlepas. .  . . dalam hati berbisik,Tuhan. . . . tolong dia. . . .!!!
Putaran  waktu terus berjalan, namun tak ada jawaban. . . . sosoknya masih saja  mengundang iba dalam batin. . . . terbujur lemah tak berdaya. . . . 
“Mawar sayang. . . . istirahatlah dulu, biar ibu yang tunggu Romi. . . .!!” katanya lembut menatapku tabah.
Namun,  tak sepatah katapun keluar dari bibir ini, hanya mengangguk dan berlalu  untuk meninggalkannya sejenak. Ku basuh wajah ini dengan balutan do’a,  bersimpuh dan memohon atas segala kasih dan sayang pengampunannya untuk  segalanya yang telah terjadi. . . . Tuhan tolonglah hamba-Mu yang lemah  ini. . . . 
Derai kalbupun belum sempat kering di pipi, namun seru terdengar ibu memanggil namaku lirih. . . .
“Mawar. . . . Mawar sayang. . . .!!
Ragakupun  seakan goyah menghampiri penuh gejolak. . . . kutatap wajahnya yang  masih berbaring lemah tak berdaya, namun matanya mencoba tuk menerobos  dunia. . . .  raga ini tak kuasa  terperanjat syahdu dalam tangis. . . . ku peluk tubuhnya erat tanpa  ragu. . . . lemah tak berdaya, dalam hati berbisik (semoga Tuhan, tak  akan memisahkan kita. . . .)
“ma. . Mawar. . . .!!” katanya lirih, mencoba menatapku.
“uusssttt. . . . .!!! tak ada yang perlu kau ucapkan dan kau takuti. . . .!” tatapku hangat dalam sendu.
“karena  aku ada, hanya untuk kamu. . . .!!!! aku sayang kamu. . . .!!!” kata ku  lepas, mencium hangat keningnya. . . . darai tangis tertuang dalam  syahdu, seakan menjadi obat dalam rasa.
***

Tidak ada komentar:
Posting Komentar