Jumat, 13 Januari 2012

SEBUAH RASA YANG TERPENDAM

SEBUAH RASA YANG TERPENDAM
Oleh : Faozah Nurlaela 
 

Haripun masih senja, ku basuh wajahku dengan berbalut doa, menanti akan seruan-seruan yang memanggil setiap jiwa santri yang ada.

“ To all student of Annidyah Islamic college please come to the mosque for praying ashar together.”

Suara itu pun mengisi setiap ruangan yang ada. . . . menggugah setiap jiwa yang bernafas.

“ Nur Nurbaiti. . . .” Suara itu menggelayut lembut menghampiri ku, ku arah kan wajahku tuk sampaikan isyarat ku.
“ Nurbaiti. . . . Kita berangkat duluan ke masjid yuk !!! “ Sahabat ku Aisyah di asrama, menghampiri ku.

Ku langkahkan kaki ku ke haribaan Nya, tuk curahkan segala isi hati ku, ku tumpahkan segala rasa yang tak menentu, yang hingga kini terpendam. . . . ku pejamkan mata ku dalam . . . . saat ku bersujud, bersimpuh, mengharap akan segala rohim Nya yang di beri . . . .
Tuhan. . . . Kini hatiku rapuh . . . terpenjara dalam jeruji cinta, itu yang selalu membuat ku nista, yang hingga kini selalu melupakan Mu. Namun ku coba tuk bertahan, tak acuhkan sebuah rasa yang mengugah jiwa, karna di hati tertanam, ku tak akan menyentuh cinta saat ku masih menimba ilmu.

***
Aku pun berjalan menaiki tangga, melangkahkan kakiku tuk menuju kelas, namun. . . . Sesaat . . . .

“ Nur. . . Nurbaiti. . . . !!! “ Suara itu lembut mendayu di telinga ku, menggetarkan seluruh organ dalam tubuh ku, suara yang sangat ku kenali, suara yang selalu membuat ku tak berdaya di buatnya, seakan hati ini rapuh. . .
Tanpa ragu aku pun berbalik kepadanya, sesosok laki-laki yang sangat berwibawa dengan wajah yang meneduhkan hati, kini berdiri di hadapan ku.
“Nur. . . Sampaikan salam saya kepada teman-teman mu, besok kita latihan praktik kitab fiqih yang kemarin telah di artikan dan di jelaskan, yach! “ jelasnya.
“ Tapi… Ustad Rizal, kita kan masih punya satu materi lagi yang belum di selesaikan !!” Ku coba mengelak walau segan.
“Ussttt… diam … taat dan lakukanlah, cobalah bersifat tawadu ! “ Ia pun berlalu dari hadapan ku, bersama angin yang berhembus.

Kini aku pun hanya terdiam… suara itu membuat hati ini membeku, membuat hati ini tak bisa untuk berontak, dangan segala sikapnya, tutur katanya yang lembut, membuat hati ini selalu merasa bangga untuk memiliki guru seperti itu.
Tuhan… jika engkau menghendaki, jadikanlah kelak ia halal bagi ku.

***
Sunyi sepi yang ku rasa. . . .  menyelimuti hati di pagi ini, sejuknya angin menggetarkan roma ini. . . . hffffffff’ desahku dalam.

“ Assalamualaikum..!!! “ Tiba-tiba suara itu datang memecahkan rasa sepi yang ada menyusup dalam jiwa, mengisi setiap pojok kelas yang sunyi.
“ Waalaikumsalam ..!!! “ Aku dan teman-teman ku menjawabnya dengan serempak.
“ Sebelum kita mulai praktik fiqih hari ini, saya harap semua buku dan kitab  di rapihkan dan di masukkan kedalam laci, usahakan untuk menciptakan suasana tenang !“ katanya penuh arti.
Ia pun mulai mengabsen dan menguji satu-persatu dari setiap santri yang ada.

“ Nurbaiti !! “ sesaat namaku pun terpanggil.
Satu. . . . dua. . . . tiga. . . . materi pun aku lewati dengan mudahnya.
“ Gimana. . . .???!! Mudahkan materinya. . . . ???! “ Tanyanya lembut menatapku !!!
“ Duh… susah ustad. . . .!!! “ jawab ku was-was.
“ Ko susah…??? Kan sudah di bahas kemarin !!! “ Jawabnya tertahan.

Aku pun kembali duduk dibangku ku, menatapnya sesaat dengan senyum yang tersembunyi.

“ Kalian lupa yach. . . .???!!! Saya kan sudah sering bilang sama kalian, itu yang rambut poninya kelihatan pakai dalaman kerudungnya, yang kerudungannya masih carang pakai kerudungannya yang tebal, dan gak usah ngelipet lengan baju tinggi-tinggi, mana praktek fiqihnya???!!! Jangan hanya belajar!!! “

Itulah pesan-pesan yang selalu mengisi hari-hari ku dan teman-teman di saat belajar. Teman-teman pun dengan serempak membenahi dan memegang kerudung mereka serta menurunkan lengan baju yang tergulung tinggi dengan latahnya.
Ku sunggingkan senyum lucu ku, menahan rasa yang menggelitik hati ku.

“ Kalian tahu gak sih??!!! Sebaik-baiknya wanita itu harus bisa menjaga auratnya masing-masing, karna Allah berjanji, barang siapa yang menjaga auratnya kelak akan di jaga oleh Allah, karna keindahan yang nampak pada diri kalian itu, adalah sesuatu yang telah terjaga dan tertanam di dalam hati-hati kalian!! “ Lanjutnya.

Itulah yang selalu membuat ku dan teman-teman merasa bangga memiliki guru seperti itu, yang selalu membuat hati ini merasa tenang, damai dan tentram tak bisa berontak. Yang selalu membuat hati ini ingin memilikinya. . . . .

***
“ Nur…Nurbaiti, makanan-makanan yang sudah siap, tolong cepat di rapihkan di atas meja prasmanan soalnya sebentar lagi Kyai datang dan para Ustadz dan Ustadzah  akan mulai meetingnya!! “ Perintah Ustadzah bagian kepala rumah tangga kepesantrenan pada ku.
Aku pun segera melangkahkan kaki ku dan mengayunkan tangan ku tuk menata hidangan yang telah siap, sesaat mata ku pun tertuju dengan sesosok bayangan yang melintas begitu saja di hadapan ku. Aku pun mencoba kesempatan untuk mencari sesosok bayangan itu, bayangan yang sangat ku kenali ku arah kan pandangan ku ke sebuah ruangan yang di penuhi para ustadz dan ustadzah, aku pun hanya bisa diam menatapnya dari kejauhan, Sesosok yang ku kira, benar. . . . sesosok yang kini duduk bersandar disamping tiang membuatku tak bisa tuk palingkan wajah ku, namun. . . .

“ Nurbaiti, kamu jaga di prasmanan ustadzah ya…!!! Biar nanti ustadzah panggil santri putra tuk menjaga prasmanan ustadnya!!! “

Aku pun hanya bisa diam, menjalani waktu yang terus berputar, menatapnya sepi dari jauh.

***
Hari pun masih nampak kelabu, karna sang raja siang tak ingin nampakkan wujudnya, aku pun masih berdiri diatas balkon kelasku, menatap langit gelap yang membentang luas, sunyi. . . .sepi. . . . ku rasa. . . .
“ Nur. . . .!!! “ tiba-tiba suara itu datang menghampiriku, menusuk hatiku semakin dalam, selambat angin yang berhembus ku balikan wajah ku melawan arah.
“ Nurbaiti. . . . besok saya harus pergi!! “ katanya tertahan, berhenti sejenak.

Harus pergi. . . . dengan mudahnya ia katakan kata itu di depan ku, tidakah ia tahu?? Tidakah ia mengerti ?? tidakah sedikit pun ia merasa?? Dangan sebuah rasa yang hingga kini terpendam, dengan sebuah rasa yang hingga kini mengusik ku, dengan sebuah rasa yang hingga kini tak terarah. . . . mengapa kau ingin pergi di saat hati ini butuh ?? di saat hati ini ingin memiliki ??? haruskah aku melompat dihadapan mu???!!!! Dan berkata. . . . Cobalah untuk mengerti dengan sebuah rasa yang tak terarah, dengan sebuah rasa yang hingga kini mengusik ku, tidakah kau ingin melepaskan ku dari sebuah jeruji cinta yang membelenggu.

“ Nurbaiti. . . . saya harap besok kamu datang illal idaroh, ada yang harus saya katakan!! “ katanya lepas, berlalu meninggalkan ku, aku pun menatapnya sepi. . . . dan terus menjauh dari sisi. . . .

***
Pagi yang begitu cerah namun tak secerah hatiku yang kini semakin pilu, bingung dengan apa yang harus aku perbuat, bingung dangan apa yang hingga kini ku rasakan, ku coba tuk abaikan rasa ini untuk menemuinya, walau hati ini terasa semakin sakit, walau hati ini semakin menjerit, dan teriris, namun… sungguh hati ini tak kuasa.
Tuhan… kini aku semakin bingung dengan apa yang seharusnya aku lakukan !!!
Pagipun terganti sore, aku pun mencoba bangkit dari kamar ku, ku langkahkan kakiku untuk menemuinya, aku pun berjalan menaiki tangga, ku hela nafasku dalam-dalam, berharap semua akan baik-baik saja.

“ Assalamualaikum. . . .!!! “ salam ku membuka pintu ku arahkan pandanganku pada sesosok orang yang duduk membelakangiku.
“ Waalaikumsalam..!!! “ jawabnya, yang lalu berbalik arah menghadapku
“ Maaf ustadz. . . .!!! Ustad rizal ada? “ tanyaku tanpa ragu.
“ Wah. . . .  Ustadz Rizal 2 jam yang lalu sudah berangkat, katanya sih mau pergi ke Banyuwangi, ia harus melanjutkan mengurus pesantren ayahnya di sana !!! Oia. . . . ini ada titipan surat darinya, buat Nurbaiti !! kamu Nurbaiti kan. . . . ??!!! “ jelasnya.

Aku pun segera mengambil dan membacanya tanpa ragu.
***

Sebelumnya saya minta maaf, karna tak sepantasnya saya melakukan hal ini, namun karna suatu keadaan yang memaksa saya berani untuk melakukannya,
Wahai murid ku maaf kan aku yang telah berani memasuki kehidupanmu yang telah membuat kekacauan dalam hati mu yang telah berani mengusik mu
Ku beranikan tuk mengatakan ini Karna ku tahu dengan sebuah rasa yang hingga kini kau pendam, membuatmu terbelenggu,
Aku tahu itu, lewat tingkah mu, raut wajah mu dan tutur kata mu membuat ku yakin dengan apa yang hingga kini kau rasakan!!!
Wahai muridku percayalah dengan zat yang maha berkuasa. . . . Kelak kau kan dapatkan yang lebih baik lagi, percayalah. . . .!!!
Karna Tuhan mu adalah zat yang maha adil Percayalah. . . . dengan semua kebaikan yang kau miliki akan mengantarkan mu ke gerbang yang ingin kau tuju.
Namun. . . . dibalik semua itu, dahulukanlah cintamu pada Rabb mu !!! karna ialah zat yang lebih mencintaimu, dari sekian banyak makhluk yang ia ciptakan !!!
Dan. . . . jika Ia menghendaki aku kelak, aku akan mencoba mencari untuk mendapatkan mu. . . .
Yakinlah dengan segala kuasa Nya . . . .!!!

***
Sunyi sepi kini yang ku rasa. . . .
Hanya penyesalan yang kini menyelimuti ku, terdiam dengan apa yang seharusnya aku lakukan.
Namun. . . . semua ini tidak membuatku jera, untuk mencari cintaku pada Rabb ku, karna cinta Rabb ku lah yang paling kekal dan sempurna, dan kini akan terus ku coba tuk merangkai cintaku pada Rabb ku.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar